Jumat, 04 September 2009

Masih tentang Santi

Nampaknya semakin hari dia semakin ingin menjauh dariku. Aku mengerti kenapa dia begitu, hal itu karena aku terlalu sering mengganggunya, lewat sms, lewat telpon maupun lewat apa aja yang bisa aku pake buat ngungkapin perasaanku padanya.

Yang salah itu pastilah aku, aku sadar betul itu.
Seharusnya aku gak berbuat begitu, harusnya aku sadar akibat dari perbuatanku itu bakal bagaimana akhirnya. Rekan kerja sebaiknya jangan diganggu, bisa membuat suasana kerja jadi gak nyaman. Namun dasar aku sudah terlanjur jatuh hati barangkali, sehingga perasaanku begitu meluap-luap padanya.

Namun aku barangkali bisa membuat janji di hati, sedikit janji (aku gak yakin bisa nepatin) untuk sedikit demi sedikit melepaskannya dari keinginan hatiku yang begitu hebat. Melepaskannya berarti membiarkannya lepas dari bayang-bayang hatiku yang sudah kadung basah oleh semua gambar dan mimpi tentangnya.

Duh repot juga ya kalo lagi jatuh cinta.

Senin, 24 Agustus 2009

Namanya Santi

Sejak pertama kali aku bertemu dengannya memang tersusun rencana untuk dapat menjalin hubunan yang "lain" dengannya. hubungan spesial yang ingin kulanjutkan menjadi sebuah perjalanan yang panjang.

Seiring berjalannya waktu, hubungan kami semakin hari semakin dekat saja, bagaimana nggak dekat, kantor kami hanya seukuran kamar mandi (2x2 meter). berisi 3 buah kursi dan 2 buah komputer dengan seabrek dokumen dan buku yang ditata acak adut.

Perkembangan hubungan kami terus saja aku catat dalam imagiku yang datar, dari awal mula kenal, saling menanyakan ini itu, terus berlanjut sampai sarapan bubur di depan kantor, hingga akhirnya aku dapat mencatat nomor telponnya. dan justru inilah awal dari keretakan itu..?

berlanjut...........

Catat nomor telponnya, ehm kelihatannya asyik juga bisa telpon2-an sama dia ya..........?
eit.. tunggu dulu, ternyata bukan begitu jalan ceritanya.

Punya nomor telponnya malah bikin hatiku semakin terikat saja padanya, semakin aku tunduk dan tertekan oleh perasaan yang layu ini. Semakin hari bahkab diriku hanyut dalam perasaan yang tak menentu. Ada perasaan rindu dan benci jadinya.

berlanjut.........

Rabu, 29 Juli 2009

sekedar pengakuan

sepertinya mata memang tak tembus pandang. begitulah aku anggap sama juga dunia ini, sama tak tembus pandang. Baik dalam arti harfiah maupun maknawinya. tak tertembus karena terselubung sesuatu. selubung yang relatif bagi masing-masing orang. Sebagian oreng tertentu mampu menembusnya sampai batas transparan sebagian lagi tak mampu melihat walau sebatas kulitnya.

Begitulah halnya dengan pengakuan ini, terselubung oleh ketakutan-ketakutan. Persepsi dan opini yang ditakuti, begitulah. Ingin mengaku seaku-akunya, namun keberanian itu belumlah aku miliki, dan mungkin nafsu ini juga memandang tidak begitu penting artinya. toh buat apa pengakuan itu dibuat, terus apa manfaatnya bagiku, atau bagi siapapun yang membacanya.

harian

saat ini yang terbayang dalam benakku hanyalah sebuah pekerjaan dengan pernghasilan yang besar, mampu manutupi semua hutangku dan sisanya aku pake untuk pengembangan usaha yang aku miliki. hanya itu...
sehingga hari-hariku senantiasa aku pake buat searching jobs everytimes...
yah cuma itu keinginanku saat ini............

Rabu, 24 Juni 2009

kesal apa kesel

sepertinya pagi datang terlalu cepat hari ini, betapa tidak, kantuk yang masih asyik bergelayut di kelopak mata ini belum lagi mau lepas. Sedangkan suara isteri yang terus-terusan panggil aku tuk bangun seperti lecutan lidi kecil yang bikin telinga gatal. Ah.. kenapa pagi datang padahal malam kan lebih asyik jika tak berkesudahan. Asyik bercengkrama dengan mimpi yang indah-indah.
Duh suara itu terulang-ulang, kalo dihitung sebelas kali lebih, eh itu lagi .... suara apa tadi ya?
Yah itu dia suara yang panggil-panggil aku buat bangun... wah sabar juga nih (batinku).

Senin, 22 Juni 2009

kerangka 1

menulis adalah hobi yang asyik. seperti saat ini ada ide di kepala tentang sebuah cerita.
Cerita mengenai apa? menganai sesuatu yang bagus untuk dibaca oleh orang lain, memberi inspirasi dan gambaran baru tentang kehidupan dan masa depan. Tentang apa yang baik dilakukan dan dicontohkan. kenyataan yang seharusnya memberi warna bagi hidup dan kehidupannya.

kenangan

berteman denganmu, menyisakan kenangan yang begitu indah. indah masa-masa bersama. namamu sederhana, sesederhana jiwa dan semangatmu. kawan. aku rindu padamu. senyummu yang tak manis dan begitu sederhana, ikhlas engau tertawa, segar terdengar di telingaku saat engkau jauh. walaupun aku paham, kenangan ini begitu pahit aku kenang. air mata keringat bahkan darah yang tercucur menggoreskan kisah yang tak sederhana, rumit dan berliku kisah yang kita lalui. kawan aku akan selalu mengenangmu. mengingatmu dan mendoakan kebahagiaan untukmu. walau jalan kita sekarang berbeda, jauh terpisah. namun kenangan bersamamu begitu lekang dibenakku. hingga sulit bagiku tidur tanpa teringat padamu.